Desain Pengembangan Akomodasi Sekolah Di Abad Revolusi Industri 4.0
Berikut ini ialah berkas buku Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0. Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Download file format PDF.
![]() |
Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0 |
Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0:
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan kritikan bahwa mutu pendidikan di Indonesia dianggap belum berkembang maksimal, termasuk khususnya pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK). Berbagai perjuangan telah dilakukan Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan menengah, khususnya SMK, maka pada kali ini melaui DPSMK, dengan membuat Kajian Pengembangan Fasilitas SMK, khususnya Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa. Pembuatan Kajian ini diharapkan menghasilkan suatu Model Fasilitas Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa, yang sanggup menjadi contoh/panduan bagi sekolah-sekolah dalam menyebarkan lembaganya.
Pada Kajian ini kami menyebarkan Fasilitas Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa, dengan cara memotret kondisi existing Sekolah Menengah kejuruan di Indonesia dan sekaligus membuat model Sekolah Menengah kejuruan yang kami rancang. Model Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa ini dalam rangka menyongsong perkembangan industri 4.0. Maka Kajian ini, yang berupa buku kami beri judul: DESAIN PENGEMBANGAN FASILITAS SEKOLAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Buku ini lebih banyak menawarkan model kemudahan sekolah (kelas, perpustakaan, ruang fasum, kantin, taman, dan lain-lain). Semua desain/model sifatnya ialah kondisi ideal yang kami rancang, untuk memenuhi tuntutan perkembangan sekolah di era industri 4.0.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak dari majunya suatu negara, dengan pendidikan maka sumber daya manusianya akan semakin berkembang. Negara yang ingin masyarakatnya berkembang harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan di negaranya. Sedemikian pentingnya hingga pendidikan dijadikan contoh majunya kualitas sumber daya insan (SDM) di suatu negara. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu negara untuk berkembang dan membangun masyarakatnya menjadi lebih baik tentu dengan pendidikan. Negara yang maju mempunyai pendidikan yang baik alasannya sanggup mencetak generasi penerus dengan sumber daya insan berkualitas. Menurut Mendikbud (2014-2015) Anies Baswedan, di Indonesia setting sekolah masih menyerupai masa 19, guru menyerupai hidup di masa 20, siswa dan kurikulum menyerupai di masa 21. Berdasar kesenjangan tersebut perlu dikaji kesenjangan yang terjadi antara sekolah, guru, siswa dan kurikulum biar sanggup memenuhi kebutuhan penerima didik di era masa 21.
Ekonomi global pada klimaks perubahan besar yang sebanding besarnya dengan munculnya revolusi industri pertama atau perkembangan perakitan produksi, atau bahkan inovasi mikrochip. Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Sementara itu, kepemilikan perangkat bakir di banyak sekali bab dunia mengarah pada tingkat keterkaitan satu sama yang lain yang tak terbayangkan sebelumnya. Di antara banyak sekali tantangan yang sedang dihadapi dunia ketika ini, mungkin yang paling besar ialah bagaimana membentuk Revolusi Industri ke empat (disebut juga sebagai Industri 4.0) yang dimulai pada permulaan masa ini. Teknologi dan pendekatan gres yang menggabungkan dunia fisik dan digital, dengan cara yang mendasar akan mengubah umat manusia.
Dunia sekarang mendekati revolusi industri keempat (Industri 4.0) di mana internet dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) sedang diintegrasikan ke dalam peralatan manufaktur dan membuat konektivitas dan komunikasi mungkin tidak pernah terlihat sebelumnya. Revolusi industri keempat diharapkan melibatkan integrasi komputer tetapi dengan integrasi tanpa batas melalui internet hal-hal, data besar, pencetakan 3D, kendaraan otonom, robotika canggih, materi baru, dan faktor-faktor lain yang belum ditetapkan (Schwab, 2016).
Saat ini, insan berada di ambang revolusi teknologi yang secara mendasar akan mengubah cara hidup, bekerja, dan berafiliasi satu sama lain. Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia sekarang memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di Sekolah Menengah kejuruan pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan guru berkualitas bagi generasi masa depan.
Dasar Hukum
Proritas pemerintah dalam perubahan menuju Indonesia yang sanggup berdiri diatas kaki sendiri memperlihatkan pendidikan vokasi yang dianggap sebagai salah satu solusi, hal ini tertuang dalam nawa cita khususnya pada nomor 5 dan 6, yang berbunyi; pemerintah akan meningkatkan kualitas hidup insan Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan; dan pemerintah akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Untuk mewujudkan nawa cita tersebut, pemerintah perlu membangun sejumlah science park dan techno park di daerah-daerah, politeknik dan Sekolah Menengah kejuruan dengan sarana dan prasarana yang sesuai dengan teknologi terkini.
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan menyebutkan perihal kriteria minimal perihal sistem pendidikan di seluruh wilayah Indonesia salah satunya yaitu standar sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kriteria minimal perihal ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber berguru lain, yang diharapkan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga salah satu indikator mutu dari sebuah Sekolah Menengah kejuruan juga ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas pendidikan yang disediakan oleh sekolah.
Fasilitas sekolah yang efektif dan responsif terhadap perubahan acara pendidikan minimal harus menyediakan lingkungan fisik yang nyaman, aman, gampang diakses, mempunyai penerangan yang baik, serta mempunyai ventilasi yang baik. Fasilitas sekolah terdiri dari tidak hanya struktur fisik dan banyak sekali sistem bangunan, menyerupai mekanik, pipa, listrik dan daya, telekomunikasi, keamanan, dan sistem pencegah kebakaran. Fasilitas ini juga termasuk perabotan, materi dan perlengkapan, peralatan dan teknologi informasi, serta banyak sekali aspek dari dasar bangunan, yaitu, lapangan atletik, taman bermain, area untuk berguru di luar ruangan, dan kanal kendaraan dan parkir. Fasilitas sekolah lebih dari sekadar tempat dari proses pendidikan namun merupakan komponen integral dari kondisi pembelajaran. Tata letak dan desain kemudahan berkontribusi pada pengalaman tempat siswa, pendidik, dan anggota masyarakat.
Minimnya peralatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Sekolah Menengah kejuruan sanggup membuat penerima didik menjadi kalah bersaing di dunia industri. Disisi lain, kondisi Sekolah Menengah kejuruan yang memprihatinkan yaitu dengan kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran yang berdampak pada pembelajaran. Oleh alasannya itu, diharapkan standar minimal sarana dan prasarana sekolah Sekolah Menengah kejuruan yang sesuai. Mengingat teori Prosser & Quigley (1950), beberapa faktor pendidikan kejuruan akan menjadi efektif apabila alat, mesin, dan kiprah pekerjaannya sesuai dengan kebutuhan lulusan dimana ia akan bekerja.
Tujuan dan Manfaat
Urgensi perencanaan kemudahan Sekolah Menengah kejuruan unggulan khususnya di bidang keahlian teknologi dan rekayasa di era revolusi industri 4.0 yaitu: (1) untuk mendukung terlaksananya program-program PSMK dalam menyediakan ruang berguru siswa, kelas industri, teaching factory, dan meningkatkan kompetensi guru dan siswa; (2) adanya era revolusi industri 4.0 yang secara tidak eksklusif berdampak pada lulusan SMK; (3) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih; (4) tuntutan kurikulum yang semakin berkembang dan sesuai dengan industri; (5) tuntutan dunia kerja yang semakin membutuhkan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan perkembangan IPTEK; (6) tuntutan kemudahan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi untuk mencetak tenaga kerja yang handal dan kompeten.
Ruang Pimpinan
Secara ideal, ruang kepala sekolah hendaknya memberi support kinerja sebagai kepala sekolah. Menurut Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 perihal Standar Kepala Sekolah, maka kepala sekolah dituntut untuk mempunyai lima kompetensi. Lima kompetensi tersebut ialah kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Dalam rangka menjalankan lima kompetensi kepala sekolah, maka ruangan kepala sekolah perlu di desain sedemikian rupa, sehingga sanggup mendukung tupoksi dari standar yang sudah ditetapkan. Desain ruang kepala sekolah masa depan terlihat pada Gambar 2.1. Ruangan itu memperlihatkan sarana dan prasarana yang ada di ruang kepala sekolah mempunyai nilai fungsi dalam optimalisasi kiprah sebagai kepala sekolah. Disamping itu, dari sisi kontruksi harus diarahkan seefektif mungkin untuk mengurangi pencahayaan yang bersumber dari energi listrik, artinya view ruangan harus optimal mendapatkan pencahayaan dari matahari.
Desain ruang kepala sekolah ini semata-mata sebagai interpretasi dan transformasi biar kompetensi kepala sekolah mulai dari kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, hinggga sosial sanggup terwujud. Ruang kepala sekolah seolah- olah menjadi miniatur dinamika suatu sekolah, dan bahkan di era industri 4.0, ruang kepala sekolah harus juga di sediakan perangkat monitoring dan penilaian menyerupai Decision Support System (DSS) yang setiap ketika kepala sekolah sanggup memantau dan sekaligus mengambil keputusan yang cepat untuk kemajuan dan keberlanjutan sekolah.
Ruang Guru
Ruang guru ialah ruang dimana para guru sanggup beristirahat atau mengerjakan kiprah sebagai guru. Ruang guru sanggup dipakai untuk menyimpan dokumen-dokumen penting perihal penerima didik.
Ruang guru harus sanggup dimanfaatkan untuk tempat berkumpulnya para guru ketika ingin melaksanakan rapat. Fasilitas yang sanggup dilengkapi diruang guru sebagai sarana dalam proses pembelajaran ialah komputer, printer, loker utuk menyimpan barang atau berkas, televisi, AC, kulkas, dan cermin. Kantor guru akan menjadi lebih modern dengan mengadopsi teknologi baru. Setiap orang berharap sanggup terhubung eksklusif dengan lancar ke dunia di sekitar mereka. Internet of Things (IoT) memungkinkan perjuangan untuk menawarkan kanal cepat ke objek fisik dan sistem, yang membuat menjadi lebih gampang untuk mendapatkan cara kerja yang fleksibel.
Ruang Administrasi
Menurut Quible dalam Sukoco (2007: 189), tata ruang kantor ialah penggunaan ruang secara efektif serta bisa menawarkan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun menawarkan kesan yang mendalam bagi pegawai.
Terry (dalam Gie, 2000:186) beropini tata ruang kantor ialah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan perihal penggunaan secara terperinci dari setiap ruang. Hal ini untuk menyiapkan suatu planning simpel dari aspek faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Tujuan tata ruang kantor ialah memperlancar pekerjaan kantor sehingga menjadi lebih efektif, memakai seluruh ruangan yang ada dengan optimal, membuat kondisi kerja yang baik, memudahkan pengawasan terhadap pekerjaan kantor (meningkatkan estetika), menawarkan fleksibilitas yang tinggi, menjaga keseimbangan antara alat dan staff (Maryati, 2008:148). Ada beberapa manfaat yang sanggup diperoleh dari adanya penataan ruang kantor berdasarkan Gie (2000:188) antara lain: mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai alasannya berjalan modar-mandir yang sebenarnya tidak perlu, menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan, memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, mencegah para pegawai di bab lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bab tertentu. Tata ruang kantor selain berkaitan perihal bagaimana penataan ruang itu sendiri juga berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada pada ruangan tersebut.
Nuraida (2014:174-179) membagi lingkungan fisik kantor menjadi empat yaitu (1) Cahaya merupakan faktor penting untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai alasannya memengaruhi kesehatan dan keselamatan serta kelancaran kerja, (2) Warna mempunyai efek penting terhadap penerangan kantor, (3) Udara dalam hal ini lebih dilihat dari sisi suhu/temperatur, kelembapan, sirkulasi/ventilasi dan kebersihan, (4) Bunyi/ bunyi terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi, faktor bunyi sanggup memengaruhi efisiensi pekerja alasannya bunyi yang bising sanggup mengganggu dan sanggup besar lengan berkuasa pada kesehatan pekerja, (5) Musik sanggup memengaruhi keadaan fisik dan mental pegawai.
Menurut Ensiklopedi Administrasi dalam Nurasih dan Rahayu (2014:53) perlengkapan atau peralatan kantor ialah segenap benda yang dipergunakan untuk membantu kelancaran tugas-tugas tata perjuangan atau adminitrasi, yang terdiri perabot kantor, mesin kantor, bekal kantor dan hiasan kantor. Perabot kantor terdiri atas lemari, lemari arsip, lemari katalog, lemari besi, meja, kursi, rak. Asbak dan perlengkapanlainnya yang diberikan kepada kerani-kerani perseorangan atau untuk umum. Peralatan dan benda-benda yang sudah terbagi tersebut sangatlah membantu dalam bekerja bagi seorang staff. Oleh alasannya itu dalam penataan ruang kantor benda ini juga dalam penempatannya akan menghipnotis cara kerja pegawai tata usaha.
Berikut merupakan sarana dan prasarana yang terdapat pada ruang manajemen sekolah yaitu:
a. Area tunggu dengan ruang untuk tempat duduk untuk hingga enam pengunjung;
b. Sebuah sekretariat/ area pendukung dengan ruang untuk 1 area kerja kantor terbuka untuk mengoperasikan telepon, interkom, dan mendukung administrasi;
c. Satu kantor untuk asisten kepala sekolah. Berikan ruang untuk meja berbentuk L dan meja bulat dengan 4 kursi;
d. Ruang file dengan kanal kondusif terbatas untuk catatan sekolah. Ruang file harus menyediakan lemari penyimpanan yang sanggup dikunci (1) 48 ”lebar x 84” x 24 ”dalam setiap ruang file untuk persediaan, formulir, dan brosur. Sertakan ruang untuk total 3 hingga 4 lemari arsip tahan api (unit lebih besar), per masing-masing jurusan. Berkas lemari tahan api disediakan oleh sekolah.
UKS dan BK
Standar Ruang UKS pada umumnya setiap sekolahan baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas diwajibkan mempunyai satu ruangan khusus yang dipakai untuk melaksanakan perawatan kesehatan bagi siswa dan siswinya. Ruang kesehatan ini biasanya disebut dengan ruang UKS (usaha kesehatan sekolah) yang difungsikan untuk merawat siswa ketika dalam kondisi lemah menyerupai tiba-tiba jatuh sakit karna kelelahan ketika pelaksanaan upacara atau jawaban terluka ketika berada disekolah menyerupai ketika melaksanakan pelajaran olah raga dan bermain. Ruangan UKS disekolah haruslah mempunyai standar yang telah ditentukan oleh peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan, perihal acara perjuangan pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat demi mewujudkan penerima didik yang sehat dan cerdas. Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
1. Sarana dan Prasarana UKS
Pengembangan standard ruang UKS perlu adanya Tim Pembina UKS dan Tim pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan acara tersebut. Tujuan dari UKS sendiri ialah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi berguru penerima didik dengan meningkatkan sikap hidup higienis dan sehat serta derajat kesehatan penerima didik dan membuat lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang serasi dan optimal dalam rangka pembentukan insan Indonesia seutuhnya. Demi mewujudkan itu semua maka perlu adanya standar kelengkapan ruang UKS yang terdiri dari beberapa sarana dan pra sarana. Prasarana Ruang UKS mencakup :
a. Memiliki luas bangunan minimum 12 m2,
b. Terdapat ruang / tempat perawat khusus,
c. Terdapat ruang khusus pasien,
d. Ruangan yang nyaman, ventilasi dan pencahayaan cukup.
Sedangkan sarana standar ruang UKS meliputi:
a. Tempat Tidur, tempat untuk menilik dan istirahat bagi pasien yang sedang sakit
b. Lemari, sebagai media tempat penyimpanan obat- obatan dan alat medis lainnya
c. Meja, dipakai oleh petugas UKS untuk mencatat riwayat kesehatan pasien yang masuk
d. Kursi, tempat duduk petugas UKS dan pasien yang melaksanakan registrasi / pemeriksaan
e. Catatan Kesehatan Peserta Didik, sanggup berwujud buku daftar catatan atau papan daftar yang membuktikan riwayat penerima yang telah terdaftar di ruang UKS, biasanya dipakai untuk mencatat nama, kelas, keluhan maupun cara pengobatan
f. Perlengkapan P3K, merupakan 1 set perlengkapan obat-obatan beserta alatnya
g. Tandu, dipakai pada ketika siswa-siswi membutuhkan proteksi penyelamatan (pemindahan pasien dari tempat insiden menuju ruang UKS)
h. Selimut, merupakan kain lembut untuk menawarkan rasa hangat bagi pasien
i. Tensimeter, alat untuk mengukur tekanan darah pasien (bias berupa manual/digital)
j. Termometer, dipakai untuk mengukur suhu tubuh pasien (bias berupa manual / digital)
k. Timbangan Badan, alat untuk mengukur berat tubuh siswa (bias berupa manual / digital)
l. Pengukur Tinggi Badan, alat yang dipakai untuk mengetahui tinggi siswa
m. Tempat Sampah, berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah medis
n. Tempat Cuci Tangan, biasa disebut juga dengan wastafel tempat untuk mencuci tangan
o. Jam Dinding, sebagai penunjuk waktu
Prasarana dan Sarana diatas merupakan standar untuk ruang UKS yang harus di dilaksanakan pihak sekolah, adapun pelengkap prasarana dan sarana lainnya yang mungkin akan ditambahkan pihak sekolah tidak perlu menerima persetujuan dari pihak manapun atau dibebaskan. Standar ketentuan ruang UKS diatas merupakan persyaratan wajib minimum yang tertera dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007.
2. Desain UKS dan Ruang Bimbingan Konseling
Pada bab depan di bersahabat pintu masuk terdapat meja dan kursi. Meja dingklik ini mempunyai kegunaan untuk mendapatkan tamu; orang renta siswa yang sakit, tim peninjau dari dinas terkait, serta sebagai meja kerja guru yang diserahi tanggung jawab sebagai pengelola UKS.
Sebagai pembatas visual, antara ruang ranjang dengan area lain dibatasi dengan gordyn atau sekat. Pada ujung dinding diletakkan almari alat-alat kesehatan. Pembatas antara ruang siswa dengan ruang siswi selain membatasi secara fisik, juga dipakai sebagai almari penyimpan alat-alat UKS yang tidak dipakai dalam keseharian, misal; sprei bed, gordyn, handuk. Sementara itu ruang tindakan diletakkan khusus di area yang berbatasan dengan meja pengelola. Ruang ini dibentuk tertutup tersendiri untuk meminimalisir gangguan yang berpotensi mengakibatkan berkurangnya konsentrasi ketika menangani pasien dalam keadaan darurat. Ruang ini yang dipakai pertama kali mengangani pasien siswa/siswi.
Perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling merupakan bab yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa biar sanggup menyebarkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian. Agar pelayanan bimbingan dan konseling sanggup berjalan efektif dan efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sarana penting yang sanggup menunjang terhadap efektivitas dan efisiensi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah ialah ketersediaan ruang Bimbingan dan Konseling yang representatif, dalam arti sanggup menampung segenap kegiatan pelayanan. Bimbingan dan Konseling.
Download Buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
Download File:
Buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0.pdf
Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0. Semoga bisa bermanfaat.
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan - Desain Pengembangan Fasilitas Sekolah Di Era Revolusi Industri 4.0. Semoga bisa bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Desain Pengembangan Akomodasi Sekolah Di Abad Revolusi Industri 4.0"
Posting Komentar