Pedoman Fiksi Sma 2019
Berikut ini yaitu berkas Pedoman Kegiatan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) Sekolah Menengan Atas 2019. Download file format PDF.
![]() |
Pedoman Kegiatan FIKSI Sekolah Menengan Atas 2019 |
Pedoman Kegiatan FIKSI Sekolah Menengan Atas 2019
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Pedoman Kegiatan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) Sekolah Menengan Atas 2019:
Generasi muda selalu menjadi tumpuan cita-cita keberlanjutan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, alasannya yaitu di tangan merekalah masa depan dirancang dan ditentukan. Di kurun kini, generasi yang tengah tumbuh berkembang yaitu mereka yang termasuk ke dalam angkatan post millennial. Berbeda dengan generasi sebelumnya, para post millennial ini dikenal sebagai orang-orang yang ingin aktif berperan untuk melaksanakan perubahan, dan terus berupaya untuk membuat dunia yang lebih baik. Karakter yang ibarat inilah yang menjadikan generasi muda selalu tertantang untuk membuat inovasi-inovasi gres dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang ada di sekitarnya.
Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu wadah untuk membuatkan penemuan dan kreatifitas generasi muda. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Atas memfasilitasi para siswa SMA/MA yang mempunyai minat dan talenta berwirausaha dan memulai perjuangan dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui kegiatan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Fasilitas yang diberikan dalam FIKSI meliputi pendidikan dan training kewirausahaan sosial, penyusunan planning wirausaha (business plan), serta keberlanjutan usaha.
Pedoman ini disusun sebagai panduan dan rujukan bagi para pihak yang ingin berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan FIKSI 2019 ataupun ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan FIKSI secara lebih mendalam.
Semoga pedoman ini sanggup mengatakan imbas positif dan ilham bagi rekan-rekan muda lainnya untuk terus menebarkan hal-hal positif. Majulah generasi Emas Indonesia melalui FIKSI.
Baca Juga
Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu wadah untuk membuatkan penemuan dan kreatifitas generasi muda. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Atas memfasilitasi para siswa SMA/MA yang mempunyai minat dan talenta berwirausaha dan memulai perjuangan dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui kegiatan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Fasilitas yang diberikan dalam FIKSI meliputi pendidikan dan training kewirausahaan sosial, penyusunan planning wirausaha (business plan), serta keberlanjutan usaha.
Pedoman ini disusun sebagai panduan dan rujukan bagi para pihak yang ingin berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan FIKSI 2019 ataupun ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan FIKSI secara lebih mendalam.
A. Latar Belakang
Generasi muda selalu menjadi tumpuan cita-cita keberlanjutan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, alasannya yaitu di tangan merekalah masa depan dirancang dan ditentukan. Di kurun kini, generasi yang tengah tumbuh berkembang yaitu mereka yang termasuk ke dalam angkatan post millennial. Berbeda dengan generasi sebelumnya, para post millennial ini dikenal sebagai orang-orang yang ingin aktif berperan untuk melaksanakan perubahan, dan terus berupaya untuk membuat dunia yang lebih baik. Gambar 1 memperlihatkan denah yang menampilkan karakteristik khusus bagi tiap generasi, di mana Post Millennial disebut sebagai generasi yang adaptif.
Generasi Post-Millennial atau kerap juga disebut Generasi Z, iGeneration, Generasi Net atau Generasi Internet, mempunyai karakteristik umum antara lain sebagai berikut:
a. Fasih Teknologi. Mereka yaitu “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan aneka macam aplikasi komputer. Mereka sanggup mengakses aneka macam informasi yang mereka butuhkan secara gampang dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya.
b. Peka Sosial. Generasi post millennial sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan sahabat sebaya, baik melalui dunia maya (cyberhood) melalui aneka macam situs jejaring, ibarat Facebook dan Twitter, maupun melalui interaksi pribadi dengan membuat komunitas-komunitas di dunia faktual (neighbourhood). Melalui interaksi dengan kedua saluran cyberhood dan neighbourhood ini, generasi post millennial mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan. Mereka juga cenderung toleran terhadap perbedaan kultur, mendambakan keadilan, dan sangat peduli pada lingkungan.
c. Multitasking. Mereka terbiasa melaksanakan bermacam-macam acara dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya sanggup dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit.
Sementara itu, data pertumbuhan populasi memperlihatkan proporsi jumlah penduduk usia produktif dan angkatan muda cenderung mendominasi, sehingga mengindikasi terjadinya “bonus demografi” bagi Indonesia pada tahun 2020-2030, di mana usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai 70%; sementara 30% masuk ke usia tidak produktif, yaitu di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun (Presiden Joko Widodo, kumparan.com 7 Februari 2018). Sumber Daya Manusia (SDM) ini tentunya patut dilihat sebagai aset yang sangat berharga, alasannya yaitu energi dan segala potensinya yang sanggup bermanfaat untuk turut membangun negeri ini. Dari sini terperinci terlihat bahwa SDM ini perlu dibekali dengan asupan pendidikan dan keterampilan yang layak, dan sedapat mungkin memperoleh kanal terhadap aneka macam kesempatan untuk berkarya dan berprestasi, untuk mencegah semoga jangan hingga “bonus demografi” ini justru menjadi “bencana demografi” di mana lebih banyak didominasi populasi berusia produktif, namun dengan kualitas rendah yang hanya akan menjadi beban. Selain meningkatkan kualitas SDM ini, tantangan utama lain yaitu menjaga semoga situasi dan kondisi negara selalu dalam suasana kompetitif yang menyenangkan bagi generasi muda di seluruh pelosok negeri.
Masih mengusut masa depan; bagaimana kekuatan ekonomi di masa mendatang? “Diproyeksikan, enam dari tujuh ekonomi terbesar dunia di tahun 2050 berasal dari negara berkembang yang dipimpin oleh China di puncak, India nomer dua, Indonesia nomor empat,” ungkap Kepala Ekonom PwC John Hawksworth. Data yang memperlihatkan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-4 dunia di tahun 2050 ini merupakan salah satu motivasi utama dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa ini. Tahun 2050 yaitu ketika para siswa akseptor acara ini akan berusia di kisaran 45-50 tahun, usia produktif yang matang, yang pada ketika itu akan memegang tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan, kemajuan, dan keberlangsungan pembangunan. Sehingga perlu disiapkan inisiatif dan program-program yang turut andil dalam mempersiapkan para pemimpin masa depan ini.
Dengan mengetahui adanya aneka macam kecenderungan data dan arah masa depan ibarat yang tersebut di atas, dan dengan menimbang kondisi Indonesia kini, dengan segala potensi dan tantangannya, terperinci terdapat peluang untuk melihat negeri ini sebagai lahan penemuan yang sanggup terus digarap. Indonesia masih sangat memerlukan aneka macam pemikiran dan solusi bagi bermacam-macam permasalahannya. Dalam skala global, tantangan yang dihadapi oleh seluruh negara di masa mendatang yaitu untuk menjawab Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, atau Sustainable Development Goal (SDG) 2030, yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pertemuan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 25 September 2015. SDG 2030 meliputi 17 (tujuh belas) aspek kehidupan, yaitu:
Sementara itu, terdapat pula Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia yang tercantum dalam Sains 45, di mana huruf ilmu pengetahuan dimanfaatkan sebagai metode atau alat untuk mencari solusi dari aneka macam permasalahan kehidupan, sebagai kerangka berpikir yang mengangkat derajat dan kapabilitas manusia, dan sebagai budaya yang mengatakan landasan nilai bagi peradaban manusia. Tantangan yang dihadapi oleh tiap negara di dunia selalu meliputi isu-isu ekonomi, kesenjangan, kemiskinan, pengangguran, dan inflasi (Sains 45, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia/AIPI, 2016). Dalam Sidang Paripurna Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang dilaksanakan pada Bulan November 2018, dengan masih mengacu pada Sains 45, ditetapkan bahwa prioritas penelitian di Indonesia di masa mendatang yang sanggup menjadi unggulan yaitu yang terfokus pada keanekaragaman hayati (biodiversity), dengan perhatian khusus pada potensi kelautan/maritim.
Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) ini pun sanggup menjadi salah satu acara yang berkontribusi bagi pencapaian SDG 2030. Ditambah dengan potensi kekayaan budaya dan tradisi, keragaman sumber daya alam, serta kemajuan teknologi, para siswa dihadapkan dengan peluang yang sangat lebar untuk sanggup mengasah tenggang rasa mereka, sekaligus menguji daya cipta dan kemampuan mereka dalam hal ilmu pengetahuan, kreativitas, dan perangai wirausaha. Juga dengan mempertimbangkan segala potensi ekonomi kreatif yang telah kita miliki, sudah sepantasnya kita manfaatkan potensi tersebut secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Sehingga terperinci terlihat bahwa angkatan muda ini, terutama para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), haruslah mempunyai kualitas yang baik, yang akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak kegiatan ekonomi di Indonesia.
Adapun generasi post millennial ini menyikapi peluang, berikut eksistensi pergaulannya, melalui perjuangan yang merespon permasalahan di sekitarnya dengan cara-cara kreatif, sekaligus mengaktivasi teknologi. Sebagai generasi yang dilahirkan dalam kurun digital dan internet, serta gencarnya pengembangan media umum elektronik, penerapan teknologi informatika dalam keseharian menjadi sangat alami bagi generasi ini, termasuk pemanfaatannya sebagai alat pengembangan wirausaha yang mereka berdiri sendiri. Kepekaan dan tenggang rasa terhadap permasalahan lingkungan dan sosial pun menjadi perhatian tersendiri, sehingga kesadaran dalam mengangkat potensi sumber daya lokal sebagai solusi pun selaras dengan karakteristik mereka. Mereka merespon aneka macam fenomena masa sekarang dengan membuat acara perjuangan yang meliputi pertimbangan terhadap aspek-aspek sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, transportasi, penggalangan dana, dll.
Sebagai contoh, Azizah Assattari, Founder dan Creative Director Lentera Nusantara, studio yang memproduksi game Ghost Parade yang dirintis semenjak 2015. Game ini menceritakan petualangan Suri, seorang siswi yang menjumpai aneka macam jenis makhluk halus dalam perjalanannya melewati hutan keramat Svaka sepulang dari sekolah. Suri justru berteman dengan makhluk halus yang meminta pertolongan Suri untuk menjaga kelestarian alam dari tangan oknum yang berniat merusak hutan. Melalui game ini, Azizah dan Studio Lentera bermaksud mensosialisasikan informasi kerusakan lingkungan. Exposure Ghost Parade masih berada dalam tahap awal, namun secara sedikit demi sedikit terus berkembang, dan rencananya akan diluncurkan pada tahun 2019 dengan rekanan dan jangkauan skala internasional. Dengan penyempurnaan dan pengembangan game ini, yang dibutuhkan meluas pemakaiannya di kalangan generasi muda, dibutuhkan pula makin meluasnya informasi dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.
Contoh lain yaitu M. Alfatih Timur, yang berdasarkan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat sekitarnya, pada tahun 2013 mendirikan Kitabisa.com, sebuah platform penggalangan dana online. Sejalan dengan waktu, platform Kitabisa.com makin mendapat kepercayaan publik, dan hingga sekarang telah mendanai lebih dari 2.500 kampanye degan nilai melampaui Rp.45 miliar. Sejauh ini, platform yang telah menghubungkan lebih dari 153 ribu orang ini belum pernah mengalami penipuan (fraud). Karena inisiatifnya ini, Alfatih mendapat penghargaan sebagai salah satu kategori wirausaha sosial di bawah usia 30 tingkat Asia versi majalah Forbes.
Satu pola lagi yaitu Piksel Indonesia, dengan para pendiri antara lain Nancy Margried dan Muhamad Lukman, yang melestarikan batik melalui perpaduannya dengan perkembangan teknologi dalam dua produk, yaitu Batik Fractal (produk fashion yang memanfaatkan software khusus untuk mengolah rumus matematis menjadi pola batik yang unik) dan JBatik (piranti lunak yang dipakai dalam proses perancangan pola batik tersebut). Mereka masih terus membuatkan aktivitasnya, meliputi training bagi para pebatik di pelosok kampung-kampung produsen batik, pewarna alam untuk komunitas batik, hingga melaksanakan penelitian ilmiah dan partisipasi di event desain dunia.
Azizah, Alfatih, Nancy, dan Lukman yaitu contoh-contoh wirausahawan sosial yang mengatakan solusi inovatif bagi aneka macam permasalahan di masyarakat, yang bisa mengatakan ide-ide gres dengan memanfaatkan kreativitas dan teknologi untuk membawa perubahan yang lebih luas. Usaha yang mereka ampu bukan hanya terfokus pada laba dan pengembangan merk mereka saja, namun terperinci berdampak faktual bagi kondisi sosial dan lingkungan. Kemajuan perjuangan mereka akan memperluas dampak positif yang sanggup dinikmati oleh seluruh stakeholders terkait, termasuk warga dan komunitas lokal yang terlibat di dalamnya.
Dari sisi kebijakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah III (2015-2019) pada peta perjalanan pembangunan pendidikan bertujuan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, sumber daya insan yang berkualitas, serta kemampuan Iptek. Tema pembangunan pendidikan tahun 2015-2019 yaitu Daya Saing Regional. Hal ini senada dengan pentingnya membangun daya saing generasi muda dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang nantinya juga dipersiapkan semoga berdaya saing internasional. Pemerintah yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui jalan revolusi mental juga menghendaki semoga para akseptor didik mempunyai huruf yang sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan berkepribadian. Atas dasar itulah kewirausahaan menjadi sangat ideal untuk dikembangkan di tingkat SMA.
Data tahun 2012-2013 pada Kementerian Koperasi dan KUKM memperlihatkan bahwa industri di Indonesia didominasi oleh skala mikro (sejumlah 98,77%), diikuti oleh skala kecil (1,13%), skala menengah (0,09%), dan skala industri besar (0,01%). Ketimpangan proporsi ini hanya bisa diatasi kalau perusahaan/industri skala mikro dan kecil ditingkatkan sehingga mencapai skala menengah. Adalah kiprah kaum terdidik dan terampil negeri ini untuk menyiapkan angkatan muda Indonesia menjadi generasi yang sanggup berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa melalui keterlibatan aktifnya dalam meningkatkan kelas-kelas industri skala mikro dan kecil tersebut. Patut dicatat juga, bahwa segala upaya untuk menyiapkan angkatan muda tersebut harus dilakukan secara sedikit demi sedikit dan berkelanjutan, bukan sekedar kegiatan sesekali yang bersifat seremonial untuk mendapat ‘pemenang’.
Terselenggaranya Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) dirintis oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas atas dasar semangat tersebut. Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi para siswa SMA/MA yang mempunyai minat dan talenta berwirausaha dan memulai perjuangan dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan training kewirausahaan sosial, penyusunan planning wirausaha (business plan), serta keberlanjutan usaha.
B. Dasar Hukum
Pelaksanaan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia didasarkan pada:
a. UUD 1945 Pasal 33
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2011 wacana Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 wacana Standar Pengelolaan Pendidikan dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 wacana Pembinaan Kesiswaan.
f. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Program Penyediaan dan Layanan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Tahun 2019.
C. Tujuan
D. Hasil yang Diharapkan
Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) tahun 2019 memasuki pelaksanaan kali ke-4 yang merupakan pengembangan dari pameran sebelumnya yang telah berlangsung semenjak tahun 2016. FIKSI 2019 berupaya menekankan pada Bidang Rintisan, yaitu bidang perjuangan yang telah menghasilkan produk, sebagai lanjutan dari tahap konsep atau gagasan. Pelaku utama penemuan dan kewirausahaan pada ajang FIKSI ini yaitu siswa Sekolah Menengan Atas Indonesia, yang berjiwa Post Milennial. Untuk itu tema FIKSI tahun 2019 mencoba meliputi ide “Kewirausahaan Sosial” yang memanfaatkan dan mengangkat “Sumber Daya Lokal” sebagai sumber daya utama ilham wirausaha yang dirintisnya.
Tema ini dibutuhkan sanggup menjadi dasar bagi Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) untuk siswa SMA, yang terdiri atas dua bagian, yaitu Prakarya dan Kewirausahaan. Pendidikan Prakarya meliputi kriya, rekayasa, pengolahan dan budidaya.
Pendidikan Kewirausahaan ditujukan untuk membuat entrepreneur atau wirausahawan yang inovatif dan kreatif atas produk-produk yang dihasilkan pada tahap Prakarya, dan juga bermaksud menyiapkan munculnya sikap dan sikap wirausaha pada generasi muda Indonesia. Terdapat enam tahap pendidikan kewirausahaan, yaitu:
Sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang, model kewirausahaan yang dibutuhkan pada FIKSI 2019 yaitu model yang juga memanfaatkan teknologi digital dan informatika, mulai dari sisi produk, proses produksi hingga seni administrasi pemasaran (dari hulu ke hilir).
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Generasi Post-Millennial atau kerap juga disebut Generasi Z, iGeneration, Generasi Net atau Generasi Internet, mempunyai karakteristik umum antara lain sebagai berikut:
a. Fasih Teknologi. Mereka yaitu “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan aneka macam aplikasi komputer. Mereka sanggup mengakses aneka macam informasi yang mereka butuhkan secara gampang dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya.
b. Peka Sosial. Generasi post millennial sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan sahabat sebaya, baik melalui dunia maya (cyberhood) melalui aneka macam situs jejaring, ibarat Facebook dan Twitter, maupun melalui interaksi pribadi dengan membuat komunitas-komunitas di dunia faktual (neighbourhood). Melalui interaksi dengan kedua saluran cyberhood dan neighbourhood ini, generasi post millennial mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan. Mereka juga cenderung toleran terhadap perbedaan kultur, mendambakan keadilan, dan sangat peduli pada lingkungan.
c. Multitasking. Mereka terbiasa melaksanakan bermacam-macam acara dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya sanggup dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit.
Sementara itu, data pertumbuhan populasi memperlihatkan proporsi jumlah penduduk usia produktif dan angkatan muda cenderung mendominasi, sehingga mengindikasi terjadinya “bonus demografi” bagi Indonesia pada tahun 2020-2030, di mana usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai 70%; sementara 30% masuk ke usia tidak produktif, yaitu di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun (Presiden Joko Widodo, kumparan.com 7 Februari 2018). Sumber Daya Manusia (SDM) ini tentunya patut dilihat sebagai aset yang sangat berharga, alasannya yaitu energi dan segala potensinya yang sanggup bermanfaat untuk turut membangun negeri ini. Dari sini terperinci terlihat bahwa SDM ini perlu dibekali dengan asupan pendidikan dan keterampilan yang layak, dan sedapat mungkin memperoleh kanal terhadap aneka macam kesempatan untuk berkarya dan berprestasi, untuk mencegah semoga jangan hingga “bonus demografi” ini justru menjadi “bencana demografi” di mana lebih banyak didominasi populasi berusia produktif, namun dengan kualitas rendah yang hanya akan menjadi beban. Selain meningkatkan kualitas SDM ini, tantangan utama lain yaitu menjaga semoga situasi dan kondisi negara selalu dalam suasana kompetitif yang menyenangkan bagi generasi muda di seluruh pelosok negeri.
Masih mengusut masa depan; bagaimana kekuatan ekonomi di masa mendatang? “Diproyeksikan, enam dari tujuh ekonomi terbesar dunia di tahun 2050 berasal dari negara berkembang yang dipimpin oleh China di puncak, India nomer dua, Indonesia nomor empat,” ungkap Kepala Ekonom PwC John Hawksworth. Data yang memperlihatkan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-4 dunia di tahun 2050 ini merupakan salah satu motivasi utama dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa ini. Tahun 2050 yaitu ketika para siswa akseptor acara ini akan berusia di kisaran 45-50 tahun, usia produktif yang matang, yang pada ketika itu akan memegang tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan, kemajuan, dan keberlangsungan pembangunan. Sehingga perlu disiapkan inisiatif dan program-program yang turut andil dalam mempersiapkan para pemimpin masa depan ini.
Dengan mengetahui adanya aneka macam kecenderungan data dan arah masa depan ibarat yang tersebut di atas, dan dengan menimbang kondisi Indonesia kini, dengan segala potensi dan tantangannya, terperinci terdapat peluang untuk melihat negeri ini sebagai lahan penemuan yang sanggup terus digarap. Indonesia masih sangat memerlukan aneka macam pemikiran dan solusi bagi bermacam-macam permasalahannya. Dalam skala global, tantangan yang dihadapi oleh seluruh negara di masa mendatang yaitu untuk menjawab Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, atau Sustainable Development Goal (SDG) 2030, yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pertemuan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 25 September 2015. SDG 2030 meliputi 17 (tujuh belas) aspek kehidupan, yaitu:
- Tanpa kemiskinan: Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
- Tanpa kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
- Kehidupan sehat dan sejahtera: Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
- Pendidikan berkualitas: Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan berguru seumur hidup bagi semua orang.
- Kesetaraan gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
- Air higienis dan sanitasi layak: Menjamin kanal atas air higienis dan sanitasi untuk semua.
- Energi higienis dan terjangkau: Memastikan kanal pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
- Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi: Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
- Industri, penemuan dan infrastruktur: Membangun infrastruktur yang kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
- Berkurangnya kesenjangan: Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
- Kota dan komunitas berkelanjutan: Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
- Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab: Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
- Penanganan perubahan iklim: Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
- Ekosistem laut: Perlindungan dan pemanfaatan samudera, maritim dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
- Ekosistem daratan: Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
- Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh: Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
- Kemitraan untuk mencapai tujuan: Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, terdapat pula Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia yang tercantum dalam Sains 45, di mana huruf ilmu pengetahuan dimanfaatkan sebagai metode atau alat untuk mencari solusi dari aneka macam permasalahan kehidupan, sebagai kerangka berpikir yang mengangkat derajat dan kapabilitas manusia, dan sebagai budaya yang mengatakan landasan nilai bagi peradaban manusia. Tantangan yang dihadapi oleh tiap negara di dunia selalu meliputi isu-isu ekonomi, kesenjangan, kemiskinan, pengangguran, dan inflasi (Sains 45, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia/AIPI, 2016). Dalam Sidang Paripurna Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang dilaksanakan pada Bulan November 2018, dengan masih mengacu pada Sains 45, ditetapkan bahwa prioritas penelitian di Indonesia di masa mendatang yang sanggup menjadi unggulan yaitu yang terfokus pada keanekaragaman hayati (biodiversity), dengan perhatian khusus pada potensi kelautan/maritim.
Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) ini pun sanggup menjadi salah satu acara yang berkontribusi bagi pencapaian SDG 2030. Ditambah dengan potensi kekayaan budaya dan tradisi, keragaman sumber daya alam, serta kemajuan teknologi, para siswa dihadapkan dengan peluang yang sangat lebar untuk sanggup mengasah tenggang rasa mereka, sekaligus menguji daya cipta dan kemampuan mereka dalam hal ilmu pengetahuan, kreativitas, dan perangai wirausaha. Juga dengan mempertimbangkan segala potensi ekonomi kreatif yang telah kita miliki, sudah sepantasnya kita manfaatkan potensi tersebut secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Sehingga terperinci terlihat bahwa angkatan muda ini, terutama para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), haruslah mempunyai kualitas yang baik, yang akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak kegiatan ekonomi di Indonesia.
Adapun generasi post millennial ini menyikapi peluang, berikut eksistensi pergaulannya, melalui perjuangan yang merespon permasalahan di sekitarnya dengan cara-cara kreatif, sekaligus mengaktivasi teknologi. Sebagai generasi yang dilahirkan dalam kurun digital dan internet, serta gencarnya pengembangan media umum elektronik, penerapan teknologi informatika dalam keseharian menjadi sangat alami bagi generasi ini, termasuk pemanfaatannya sebagai alat pengembangan wirausaha yang mereka berdiri sendiri. Kepekaan dan tenggang rasa terhadap permasalahan lingkungan dan sosial pun menjadi perhatian tersendiri, sehingga kesadaran dalam mengangkat potensi sumber daya lokal sebagai solusi pun selaras dengan karakteristik mereka. Mereka merespon aneka macam fenomena masa sekarang dengan membuat acara perjuangan yang meliputi pertimbangan terhadap aspek-aspek sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, transportasi, penggalangan dana, dll.
Sebagai contoh, Azizah Assattari, Founder dan Creative Director Lentera Nusantara, studio yang memproduksi game Ghost Parade yang dirintis semenjak 2015. Game ini menceritakan petualangan Suri, seorang siswi yang menjumpai aneka macam jenis makhluk halus dalam perjalanannya melewati hutan keramat Svaka sepulang dari sekolah. Suri justru berteman dengan makhluk halus yang meminta pertolongan Suri untuk menjaga kelestarian alam dari tangan oknum yang berniat merusak hutan. Melalui game ini, Azizah dan Studio Lentera bermaksud mensosialisasikan informasi kerusakan lingkungan. Exposure Ghost Parade masih berada dalam tahap awal, namun secara sedikit demi sedikit terus berkembang, dan rencananya akan diluncurkan pada tahun 2019 dengan rekanan dan jangkauan skala internasional. Dengan penyempurnaan dan pengembangan game ini, yang dibutuhkan meluas pemakaiannya di kalangan generasi muda, dibutuhkan pula makin meluasnya informasi dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.
Contoh lain yaitu M. Alfatih Timur, yang berdasarkan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat sekitarnya, pada tahun 2013 mendirikan Kitabisa.com, sebuah platform penggalangan dana online. Sejalan dengan waktu, platform Kitabisa.com makin mendapat kepercayaan publik, dan hingga sekarang telah mendanai lebih dari 2.500 kampanye degan nilai melampaui Rp.45 miliar. Sejauh ini, platform yang telah menghubungkan lebih dari 153 ribu orang ini belum pernah mengalami penipuan (fraud). Karena inisiatifnya ini, Alfatih mendapat penghargaan sebagai salah satu kategori wirausaha sosial di bawah usia 30 tingkat Asia versi majalah Forbes.
Satu pola lagi yaitu Piksel Indonesia, dengan para pendiri antara lain Nancy Margried dan Muhamad Lukman, yang melestarikan batik melalui perpaduannya dengan perkembangan teknologi dalam dua produk, yaitu Batik Fractal (produk fashion yang memanfaatkan software khusus untuk mengolah rumus matematis menjadi pola batik yang unik) dan JBatik (piranti lunak yang dipakai dalam proses perancangan pola batik tersebut). Mereka masih terus membuatkan aktivitasnya, meliputi training bagi para pebatik di pelosok kampung-kampung produsen batik, pewarna alam untuk komunitas batik, hingga melaksanakan penelitian ilmiah dan partisipasi di event desain dunia.
Azizah, Alfatih, Nancy, dan Lukman yaitu contoh-contoh wirausahawan sosial yang mengatakan solusi inovatif bagi aneka macam permasalahan di masyarakat, yang bisa mengatakan ide-ide gres dengan memanfaatkan kreativitas dan teknologi untuk membawa perubahan yang lebih luas. Usaha yang mereka ampu bukan hanya terfokus pada laba dan pengembangan merk mereka saja, namun terperinci berdampak faktual bagi kondisi sosial dan lingkungan. Kemajuan perjuangan mereka akan memperluas dampak positif yang sanggup dinikmati oleh seluruh stakeholders terkait, termasuk warga dan komunitas lokal yang terlibat di dalamnya.
Dari sisi kebijakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah III (2015-2019) pada peta perjalanan pembangunan pendidikan bertujuan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, sumber daya insan yang berkualitas, serta kemampuan Iptek. Tema pembangunan pendidikan tahun 2015-2019 yaitu Daya Saing Regional. Hal ini senada dengan pentingnya membangun daya saing generasi muda dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang nantinya juga dipersiapkan semoga berdaya saing internasional. Pemerintah yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui jalan revolusi mental juga menghendaki semoga para akseptor didik mempunyai huruf yang sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan berkepribadian. Atas dasar itulah kewirausahaan menjadi sangat ideal untuk dikembangkan di tingkat SMA.
Data tahun 2012-2013 pada Kementerian Koperasi dan KUKM memperlihatkan bahwa industri di Indonesia didominasi oleh skala mikro (sejumlah 98,77%), diikuti oleh skala kecil (1,13%), skala menengah (0,09%), dan skala industri besar (0,01%). Ketimpangan proporsi ini hanya bisa diatasi kalau perusahaan/industri skala mikro dan kecil ditingkatkan sehingga mencapai skala menengah. Adalah kiprah kaum terdidik dan terampil negeri ini untuk menyiapkan angkatan muda Indonesia menjadi generasi yang sanggup berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa melalui keterlibatan aktifnya dalam meningkatkan kelas-kelas industri skala mikro dan kecil tersebut. Patut dicatat juga, bahwa segala upaya untuk menyiapkan angkatan muda tersebut harus dilakukan secara sedikit demi sedikit dan berkelanjutan, bukan sekedar kegiatan sesekali yang bersifat seremonial untuk mendapat ‘pemenang’.
Terselenggaranya Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) dirintis oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas atas dasar semangat tersebut. Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi para siswa SMA/MA yang mempunyai minat dan talenta berwirausaha dan memulai perjuangan dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan training kewirausahaan sosial, penyusunan planning wirausaha (business plan), serta keberlanjutan usaha.
B. Dasar Hukum
Pelaksanaan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia didasarkan pada:
a. UUD 1945 Pasal 33
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2011 wacana Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 wacana Standar Pengelolaan Pendidikan dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 wacana Pembinaan Kesiswaan.
f. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Program Penyediaan dan Layanan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Tahun 2019.
C. Tujuan
- Membangun semangat dan jiwa kewirausahaan sosial kepada siswa;
- Memberikan bekal pengetahuan dan pembinaan kewirausahaan semoga siswa kelak sanggup memulai dan mengakselerasi wirausaha sosialnya;
- Mengaktivasi empati, membangun rasa tanggung jawab, serta kemandirian ekonomi pada siswa;
- Menumbuhkan generasi wirausahawan muda kreatif dengan wawasan sosial secara berkelanjutan;
- Membentuk jejaring yang sanggup mendukung kegiatan wirausaha sosial, terutama dalam mempertahankan keberlanjutannya;
- Mendorong terbentuknya model praktik pembelajaran kewirausahaan sosial di tingkat SMA/MA;
- Menjadi media sosialisasi/diseminasi hasil karya wirausahawan sosial muda kreatif kepada masyarakat.
D. Hasil yang Diharapkan
- Siswa SMA/MA mempunyai semangat, jiwa, dan sikap kewirausahaan;
- Siswa SMA/MA mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sanggup mengakselerasi wirausahanya;
- Calon wirausaha muda kreatif mempunyai ide, aspirasi, dan gagasan yang sanggup terakomodasi;
- Siswa SMA/MA mendapat model praktik pembelajaran kewirausahaan;
- Terbentuknya jejaring yang sanggup mendukung kegiatan wirausaha, terutama dalam mempertahankan keberlanjutannya;
- Terwujudnya aktivasi empati, membangun rasa tanggung jawab, dan kemandirian sosial hingga dengan ekonomi;
- Terbentuknya kolaborasi tim yang baik;
- Terlatihnya siswa SMA/MA untuk menyusun planning perjuangan yang baik;
- Terwujudnya keberlanjutan kegiatan perjuangan siswa;
- Terbimbingnya siswa dalam mempertahankan hasil dan manfaat dari usahanya.
Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) tahun 2019 memasuki pelaksanaan kali ke-4 yang merupakan pengembangan dari pameran sebelumnya yang telah berlangsung semenjak tahun 2016. FIKSI 2019 berupaya menekankan pada Bidang Rintisan, yaitu bidang perjuangan yang telah menghasilkan produk, sebagai lanjutan dari tahap konsep atau gagasan. Pelaku utama penemuan dan kewirausahaan pada ajang FIKSI ini yaitu siswa Sekolah Menengan Atas Indonesia, yang berjiwa Post Milennial. Untuk itu tema FIKSI tahun 2019 mencoba meliputi ide “Kewirausahaan Sosial” yang memanfaatkan dan mengangkat “Sumber Daya Lokal” sebagai sumber daya utama ilham wirausaha yang dirintisnya.
Tema ini dibutuhkan sanggup menjadi dasar bagi Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) untuk siswa SMA, yang terdiri atas dua bagian, yaitu Prakarya dan Kewirausahaan. Pendidikan Prakarya meliputi kriya, rekayasa, pengolahan dan budidaya.
Pendidikan Kewirausahaan ditujukan untuk membuat entrepreneur atau wirausahawan yang inovatif dan kreatif atas produk-produk yang dihasilkan pada tahap Prakarya, dan juga bermaksud menyiapkan munculnya sikap dan sikap wirausaha pada generasi muda Indonesia. Terdapat enam tahap pendidikan kewirausahaan, yaitu:
- Ide,
- Rencana Bisnis,
- Rencana Produksi,
- Pemasaran,
- Promosi, dan
- Finansial.
Sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang, model kewirausahaan yang dibutuhkan pada FIKSI 2019 yaitu model yang juga memanfaatkan teknologi digital dan informatika, mulai dari sisi produk, proses produksi hingga seni administrasi pemasaran (dari hulu ke hilir).
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dasar Hukum
Tujuan
Hasil yang diharapkan
BAB II MEKANISME PENYELENGGARAAN
A. Sasaran
B. Persyaratan/Kriteria Lomba
C. Kriteria Juri
D. Tema
E. Kategori dan Bidang Wirausaha
F. Bidang Wirausaha
1. Kriya
2. Desain Grafis
3. Fashion
4. Aplikasi dan Permainan Interaktif
5. Boga
6. Bidang Budidaya dan Lintas Usaha
G. Mekanisme Pendaftaran dan Pelaksanaan Lomba
H. Expo Kewirausahaan
BAB III PENILAIAN
A. Mekanisme Penilaian
BAB III PENILAIAN
A. Mekanisme Penilaian
B. Pemenang Rintisan Wirausaha
BAB IV PENUTUP
Penutup
BAB IV PENUTUP
Penutup
Lampiran
Download Pedoman Kegiatan FIKSI Sekolah Menengan Atas 2019
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Pedoman Kegiatan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) Sekolah Menengan Atas 2019 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Download File:
Pedoman Kegiatan FIKSI Sekolah Menengan Atas 2019.pdf
Sumber: https://psma.kemdikbud.go.id
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Pedoman Kegiatan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) Sekolah Menengan Atas 2019. Semoga bisa bermanfaat.
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Pedoman Kegiatan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) Sekolah Menengan Atas 2019. Semoga bisa bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Pedoman Fiksi Sma 2019"
Posting Komentar